Superabsorben
pada hakikatnya adalah polimer berikatan silang yang mempunyai kemampuan
mengabsorbsi air ratusan kali dari berat keringnya, tetapi tidak larut dalam
air dikarenakan adanya struktur 3 dimensi pada jaringan polimernya. Polimer ini
hampir seluruh bagian bentuknya terdiri dari air. Namun demikian, polimer
superabsorben juga menunjukkan sifat padatan disebabkan adanya jaringan yang
terbentuk akibat reaksi ikatan silang (Erizal, 2009).
Pada
awalnya polimer superabsorben dibuat dari selulosa atau polivinil
alkohol yang mempunyai gugus hidrofilik
dan mempunyai daya afinitas
tinggi terhadap air. Polimer superabsorben jenis ini mempunyai beberapa kelemahan di antaranya kapasitas absorpsi relatif kecil, kurang stabil terhadap
perubahan pH, suhu, dan sifat fisiknya tidak baik. Dewasa ini sedang
dikembangkan polimer superabsorben dari polimer organik yang dimodifikasi
dengan mineral alam seperti bentonit, kuarsa, dan silika. Polimer superabsorben
hasil modifikasi ini mempunyai sifat fisik dan kimia yang jauh lebih baik.
Polimer superabsorben dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis.
Berdasarkan morfologinya,
diklasifikasikan menjadi polimer
serbuk, partikel, bola, serat, membran, dan emulsi (Elliot 1997).
Ditinjau
dari jenis bahan penyusunnya ada polimer superabsorben makromolekul alam,
semipolimer sintetis, dan polimer
sintetis, sedangkan dilihat dari proses pembuatannya dapat dibedakan menjadi
polimer cangkok dan polimer taut-silang.
Gugus utama polimer superabsorben adalah
gugus hidrofilik misalnya gugus
karboksilat (-COOH) yang mudah menyerap air. Ketika polimer superabsorben
dimasukkan ke dalam air atau pelarut akan terjadi interaksi antara polimer dan molekul air.
Modifikasi pati menjadi superabsorben terjadi pada gugus hidroksil. Ikat silang
akan menyebabkan superabsorben berbentuk 3 dimensi yang menciptakan ruang untuk
memerangkap molekul air. Ikat silang
juga mencegah pembengkakan tak terbatas yang
terjadi bila superabsoben sudah
memerangkap air . Interaksi yang
dominan terjadi adalah hidrasi
(Elliot 1997).
Karena
karakteristiknya yang unggul maka superabsorben dipakai secara luas seperti
agrikultur, holtikultur, sanitasi, dan medis. Kemampuan gel yang membengkak dan
melepaskan air ke sekelilingnya secara terkendali telah menjadikan material
superabsorben dipakai untuk produk-produk pengendali kelembaban, keperluan
farmasi, dan sebagai pengkondisi tanah. Karakteristik lain dari superabsorben adalah
sifat seperti karet alam yang dapat digunakan untuk mengendalikan konsistensi
produk dalam bidang kosmetik, dan dipakai untuk memberi sifat-sifat yang
berdampak segel untuk produk-produk yang kontak dengan air atau larutan encer,
seperti kawat dan kabel bawah tanah (Kiatkamjornwong et al., 2007).
Ikatan utama polimer superabsorben
adalah gugus hidrofilik karena terdiri dari gugus asam karboksilat (-COOH) yang
mudah menyerap air. Adanya ikatan silang dalam polimer superabsorben
menyebabkan polimer tidak larut dalam air atau pelarut. Setelah mencapai tahap
kesetimbangan, air yang terserap akan terikat dengan gugus karboksilat
membentuk ikatan hidrogen. Pada akhirnya air yang terserap akan tetap tertahan
pada polimer superabsorben sehingga polimer mengalami penggembungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar