Sabtu, 12 Januari 2013

Detergent Sebagai Agen Pembasah "Wetting Agent"



Detergent didefinisikan sebagai produk pencuci atau pembersih yang mengandung sejumlah komponen adalah surfaktan yang mempunyai sifat mampu menghilangkan kotoran dengan proses fisik – kimia dari unsur – unsur oenyusunnya terhadap kotoran. Secara garis besar proses pembersihan oleh detergent, dibagi menjadi 2 yaitu :
1.  Larutan detergent berkontak dengan permukaan yang dicuci, proses ini disebut  “wetting”.
2. Penghilangan kotoran pada bagian – bagian permukaan dalam proses cair, proses ini disebut “emulsifikasi”
Unsur yang dipergunakan untuk kedua proses diatas adalah suatu zat yang mempunyai sifat aktif permukaan atau disebut surfaktan (surface active agent). Dapat disebut pula sebagai agent pembasah (wetting agent). Agen pembasah (wetting agent) didefinisikan sebagai senyaw yang mempunyai aktifitas permukaan (surface active agent) sehingga dapat menurunkan tegangan permukaan (surface tension) antara udara – cairan dan cairan – cairan yang terdapat dalamm suatu sistem. Kemampuannya menurunkan tegangan permukaan menjadi hal yang menarik karena agent pembasah memiliki keajaiban struktur kimia yang mampu menyatukan dua senyawa yang berbeda polaritasnya.
Surfaktan (Surface Active Agent) merupakan zat seperti detergent yang ditambahkan untuk meningkatkan sifat penyebaran atau pembasahan dengan menurunkan tegangan permukaan. Pada dasarnya surfaktan adalah sutu senyawa organik yang mengandung dua bagian, yaitu : hidrofobik dan hidrofilik. Surfaktan memiliki berbagai macam struktur kimia yang berbeda dan dapat diklasifikasikan menurut sifat – sifat dasar dari bagiian hidrofilik yaitu : surfaktan anionik, surfaktan kationik, surfaktan non ionik, surfaktan amphoterik atau zwitterionic. Berdasarkan sifat dasar bagian hidrofobiknya surfaktan terdiri dari alkil, linier alkil benzena,alkilaril (alkil phenol), a - olefin, dan poli (propilen oksida). Surfaktan dapat menurunkan tegangan permukaan air dengan mematahkan ikatan hidrogen pada permukaan.
Detergent dibuat dalam tiga proses utama yaitu alkilasi, sulfonasi, dan netralisasi. Formulasi detergent sangat tergantung pada maksud penggunaannya, perbedaannya pada jenis surfaktan dan zat tambahan yang dicampurkan. Detergent dalam bentuk powder mengandung sekitar 40% bahan yang aktif, sedangkan sisanya merupakan builders yaitu bahan yang dapat menambah sifat pembersih.
Secara umum detergent builders dapat dibagi menjadi 5 golongan yaitu posfat, silikat, karbonat, bahan pelepas oksigen, dan bahan tambahan lainnya. Bahan tambahan pada detergent antara lain, yaitu : Chelating Agent, zat penggembung serabut, zat yang dapar menngkatkan sifat aktif permukaan, zat inhibitor, Florescent Brightening Agent, zat penstabil busa, zat anti redeposisi, zat pewangi dan zat anti bakteri.

Referensi:
1.      Arbianti, R., T.S. Utami, H. Hermansyah, Ira S., dan Eki LR. Transesterifikasi parsial minyak kelapa sawit dengan EtOH pada pembuatan digliserida sebagai agen pengemulsi. Departemen Teknik Kimia, Universitas Indonesia.
2.      Kurniati, Elly. Penurunan konsentrasi detergent pada limbah industri laundry dengan metode pengendapan menggunaan Ca(OH)2. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol. 1 No. 1.