Detergent didefinisikan
sebagai produk pencuci atau pembersih yang mengandung sejumlah komponen adalah
surfaktan yang mempunyai sifat mampu menghilangkan kotoran dengan proses fisik
– kimia dari unsur – unsur oenyusunnya terhadap kotoran. Secara garis besar
proses pembersihan oleh detergent, dibagi menjadi 2 yaitu :
1.
Larutan detergent berkontak dengan permukaan yang dicuci, proses ini
disebut “wetting”.
2. Penghilangan kotoran pada bagian – bagian
permukaan dalam proses cair, proses ini disebut “emulsifikasi”
Unsur yang dipergunakan
untuk kedua proses diatas adalah suatu zat yang mempunyai sifat aktif permukaan
atau disebut surfaktan (surface active
agent). Dapat disebut pula sebagai agent pembasah (wetting agent). Agen pembasah (wetting
agent) didefinisikan sebagai senyaw yang mempunyai aktifitas permukaan (surface active agent) sehingga dapat
menurunkan tegangan permukaan (surface
tension) antara udara – cairan dan cairan – cairan yang terdapat dalamm
suatu sistem. Kemampuannya menurunkan tegangan permukaan menjadi hal yang
menarik karena agent pembasah memiliki keajaiban struktur kimia yang mampu
menyatukan dua senyawa yang berbeda polaritasnya.
Surfaktan (Surface Active Agent) merupakan zat
seperti detergent yang ditambahkan untuk meningkatkan sifat penyebaran atau
pembasahan dengan menurunkan tegangan permukaan. Pada dasarnya surfaktan adalah
sutu senyawa organik yang mengandung dua bagian, yaitu : hidrofobik dan
hidrofilik. Surfaktan memiliki berbagai macam struktur kimia yang berbeda dan dapat
diklasifikasikan menurut sifat – sifat dasar dari bagiian hidrofilik yaitu :
surfaktan anionik, surfaktan kationik, surfaktan non ionik, surfaktan
amphoterik atau zwitterionic. Berdasarkan sifat dasar bagian hidrofobiknya
surfaktan terdiri dari alkil, linier alkil benzena,alkilaril (alkil phenol), a
- olefin, dan poli (propilen oksida). Surfaktan dapat menurunkan tegangan
permukaan air dengan mematahkan ikatan hidrogen pada permukaan.
Detergent dibuat dalam
tiga proses utama yaitu alkilasi, sulfonasi, dan netralisasi. Formulasi
detergent sangat tergantung pada maksud penggunaannya, perbedaannya pada jenis
surfaktan dan zat tambahan yang dicampurkan. Detergent dalam bentuk powder
mengandung sekitar 40% bahan yang aktif, sedangkan sisanya merupakan builders yaitu bahan yang dapat menambah
sifat pembersih.
Secara umum detergent builders dapat dibagi menjadi 5 golongan
yaitu posfat, silikat, karbonat, bahan pelepas oksigen, dan bahan tambahan
lainnya. Bahan tambahan pada detergent antara lain, yaitu : Chelating Agent, zat penggembung
serabut, zat yang dapar menngkatkan sifat aktif permukaan, zat inhibitor, Florescent Brightening Agent, zat
penstabil busa, zat anti redeposisi, zat pewangi dan zat anti bakteri.
Referensi:
1.
Arbianti, R., T.S. Utami, H. Hermansyah,
Ira S., dan Eki LR. Transesterifikasi
parsial minyak kelapa sawit dengan EtOH pada pembuatan digliserida sebagai agen
pengemulsi. Departemen Teknik Kimia, Universitas Indonesia.
2.
Kurniati, Elly. Penurunan konsentrasi
detergent pada limbah industri laundry dengan metode pengendapan menggunaan
Ca(OH)2. Jurnal Ilmiah Teknik
Lingkungan Vol. 1 No. 1.